Friday, January 29, 2010

re: why so serious?

sebelum gue mulai menulis, gue harus memberikan penjelasan terlebih dahulu.
1. postingan ini terinspirasi dari postingan terakhir di blog temen gue, iqbal (alias budi, oops kesebut deh hahaha), yang berjudul "why so serious?" dan mungkin ada baiknya kalian baca dulu postingan tersebut biar lebih nyambung ama pembahasan gue dalam postingan kali ini. soalnya gue akan banyak merujuk ke sana. (baik kan gue 'bal, promosiin blog lo?)
2. sejujurnya gue nulis postingan ini secara agak subjektif and based on my bitter past experience. jadi harap maklum dan gue cukup yakin akan ada beberapa komentar tidak setuju mengenai apa yang akan gue tulis di sini.

oke mari kita mulai.

ketika baca postingan iqbal kmaren, gue langsung merasa tertohok. langsung nge-klik tulisan post a comment tapi ending-endingnya malah bingung mau nulis apa. terlalu banyak yang pengen gue tulis, terlalu banyak pendapat yang pengen gue sampaikan, tapi juga terlalu membingungkan merangkaikan semuanya. maka akhirnya gue memutuskan untuk meninggalkan komen yang menyatakan bahwa gue akan menulis sebuah postingan khusus buat membahas apa yang pengen gue bahas mengenai postingan dia itu. so here it is.

seperti yang tadi udah gue bilang, reaksi pertama gue setelah baca postingan itu adalah TERTOHOK.
jangan lupa pakai kapital. pake bold klo perlu.
yaa sebenernya sih ga tertohok-tertohok amat, tapi bingung lebih tepatnya. bukan karena gue ga bisa memahami apa yang dia tulis di sana, tapi karena terlalu banyak yang gue rasakan. di satu sisi, gue sangat sangat sangat setuju ama apa yang dia tulis. di sisi lainnya, gue merasa kecewa ma diri gue sendiri karena gue ga bisa berpikir selogis dan sesimpel itu, padahal gue udah jelas-jelas setuju ama apa yang dia tulis.
jadi intinya adalah gue agak frustrasi karena gue tidak bisa selalu mempraktekkan pemikiran iqbal yang super logis dan simpel, padahal gue sangat sangat setuju ama pemikiran tersebut. ngerti kan maksud gue?
dan karena itu gue jadi agak-agak terdorong buat curcol. hahaha kalimat yang terakhir memang agak menggelikan. tapi normalnya kita akan teringat pada pengalaman pribadi kita ketika membaca tulisan orang lain yang berisi pemikirannya tentang sebuah permasalahan yang mungkin pernah kita alami juga kan?

secara keseluruhan, gue mnyimpulkan bahwa poin utama yang sebenernya bisa diambil dari postingan "why so serious?" adalah kepercayaan.
bagi sebagian orang (termasuk gue), kepercayaan itu jauh lebih mahal dibanding nginep di amanjiwo. tapi bagi sebagian orang, kepercayaan itu nggak lebih mahal dari nginep di losmen. perumpamaan yang aneh, tapi biarlah.
apa yang bikin kepercayaan itu dinilai secara berbeda oleh orang-orang?
menurut gue, yang pertama tentu saja pemikiran dan kepribadian dari orang itu sendiri. dengan kata lain sisi internal.
seseorang pernah berkata ke gue, "kepercayaan itu datangnya dari hati. percuma klo kita berusaha meyakinkan seseorang buat percaya ma kita tapi hati orang itu udah menolak buat percaya ma kita."
mungkin kalimat itu ada benernya, tapi menurut gue sendiri kepercayaan itu ga cuma dateng dari hati kita sendiri aja, tapi juga dari orang yang bersangkutan alias orang yang akan atau seharusnya menerima kepercayaan kita, misalnya aja pacar kita.
ketika pacar kita males banget sms kita dan malah menghabiskan waktunya dengan nelponin atau smsan ma mantan gebetannya dengan mesra, ketika dia chatting ampe tengah malem ama mantan gebetannya dan ternyata isi pembicaraan itu adalah ngomongin tentang kejelekan kita, ketika dia lebih memilih untuk mengobrol dengan akrab ma temen-temen lawan jenisnya dan bersikap dingin ke kita, ketika dia ngomongnya "aku mau tidur" ke kita padahal aslinya dia smsan akrab ma mantan gebetannya, dan ketika dia masih kekeuh berbohong untuk menutupi hal-hal yang tidak semestinya dia lakukan padahal kita udah tau kenyataannya ... what more is left to trust? apa lagi yang bisa kita percaya dari dia?

merujuk pada kalimat yang ditulis iqbal : "gw ngerasa kalo dalam hubungan gw sama dia, i feel that i can trust her. from the way she talks, the way she behave, i believe i can."
see? menurut gue, kepercayaan seharusnya bersifat dua arah. sisi internal dan eksternal saling berkaitan. iqbal trusts his girlfriend karena sikap dan perkataan pacarnya emang membuktikan bahwa dia bisa dipercaya. vice versa.
ketika lo merasa pacar lo curigaan atau cemburuan, ada baiknya lo berkaca dulu sebelum mengeluh ke temen-temen lo bahwa pacar lo terlalu lebay, berlebihan, atau mengekang. klo emang omongan dan tingkah lo nggak menunjukkan bahwa lo bisa dipercaya, misalnya lo melakukan hal-hal yang tadi gue sebutin di paragraf sebelumnya, then you'd better shut up.

gue juga sebenernya setuju banget ama poinnya iqbal yang menyatakan bahwa "pacaran adalah masa pengenalan dimana kita yaa saling kenal dan menyesuaikan diri sama pasangan masing-masing tanpa ada keinginan untuk mengekang."
but then kembali lagi ke hal yang tadi udah gue bilang. gue sendiri merasa frustrasi karena gue menyetujui hampir semua poin iqbal, tapi menemui masalah ketika mempraktekkannya di dunia nyata. bukan berarti gue ga bisa atau blom pernah mempraktekkannya sama sekali. gue pernah ada di kedua posisi tersebut : dulu pernah ada satu masa di mana gue sama persis kaya' iqbal yang ngasih kepercayaan penuh sehingga terkesan agak cuek, tapi ada juga masa di mana gue merasa bahwa gue bener-bener susah banget memberi kepercayaan dan bersikap santai.

cuma ada satu hal dari postingan "why so serious?" yang kurang sesuai dengan pandangan gue.
melakukan hal-hal seperti membuka inbox, membaca wall-to-wall, menguntit kemana-mana, terhadap pacar seringkali disalahartikan sebagai bentuk pengawasan berlebihan dan ketidakpercayaan.
tapi buat gue justru sebaliknya.
oke klo membuka inbox dan menguntit kemana-mana mungkin jelas lebay. mari kita ganti "membuka inbox" dengan "membuka gallery".
nah ketika gue merasa percaya ma pacar gue, gue akan tenang-tenang aja membuka gallery atau profile facebook dia. kenapa? ya karena gue percaya gue ga akan menemukan sesuatu yang tidak semestinya di sana. jadi gue membuka hal-hal tersebut bukan untuk memastikan apakah orang ini bisa dipercaya atau nggak, tapi gue berani membuka justru karena gue percaya ma dia. dan membuka hal-hal itu hanya didasari niat sekedar pengen tau, care, atau bahkan iseng. yaa masa ngebuka gallery atau profile facebook pacar lo sendiri butuh alasan terperinci?
dan sebaliknya, ketika gue udah mulai merasa bahwa orang ini nggak bisa dipercaya, jangankan buka gallery-nya, megang handphone-nya aja gue ga berani. jangankan buka profile-nya dan ngeliat wall-nya, ngeliat status update-nya di halaman home aja udah bikin gue deg-degan dan berujung pada gue nge-hide dia dari halaman home biar gue sama sekali ga bisa ngeliat aktifitas dia di facebook.

poin 3, 4, dan 5 yang disebutkan iqbal agak malas gue bahas lebih lanjut.
gue hanya bisa berharap, berdoa, dan berusaha supaya gue bisa memiliki kepercayaan diri dan kekuatan untuk mengikhlaskan seperti yang dimiliki iqbal. err atau sebetulnya lebih tepat disebut "ke-cuek-an"? aah whatever it's name dah. gue pengen banget bisa menjadi seseorang yang bisa berkata dengan tenang ke pacarnya "if you can find someone that is better than me, and you want to be with her, go ahead. if you're happy with someone else, well that's good for you." atau "oh kamu selingkuh? alhamdulillah aku taunya sekarang dan bukannya ntar pas kita udah terlanjur married."
dan gue rasa gue yang sekarang juga blom cukup memiliki kepercayaan diri untuk berkata "you won't find anyone better than me." ke pacar gue hahahaha.

well that's it.
gue sudah menyampaikan apa yang ingin gue sampaikan.
agak terlalu gamblang dan cukup menyorot masa lalu yang sebetulnya tidak ingin gue sorot. hal-hal yang semestinya udah gue kemukakan sejak berbulan-bulan lalu malah baru bisa gue kemukakan sekarang. yah sudahlah anggep aja gue sedang bosan mencoba bersikap dewasa.
dan mungkin setelah ini gue akan menerima banyak kritik dan hujatan?
ah yoweis lah, toh gue cuma pengen menyampaikan pendapat gue :)

4 comments:

Mr_sheen said...

PERTAMAX gan ! ! !

Azam Raharjo said...

ya bener.

menurutku,
basically, poin iqbal nomer 1 itu adalah..ya..basic!

kalau basic sudah terpenuhi dan selalu terpenuhi, maka asas "why so serious?"nya joker itu baru bisa dikerjakan

kepercayaan itu sudah termasyuk di nomer 1. yaaa, menurutku, sebelum pacaran, pastikan nomer 1 sudah terjamin terpenuhi. kalo nggak, sebaiknya pikir2 lagi deh.
Emang cinta itu [katanya] buta, tapi kita kan--jika Tuhan menghendaki--bisa melek kan?

nomer 2 sampe 5 itu bisa diatur nanti laah. menyesuaikan.


CMIIW
just my two yens

Difa Giovani said...

(sumpah aq gatel bgt pingin comment KEDUAX, tp takut ntar arum ngamuk2...hehe)

setuju rum ama tulisan kmu, and to be honest, aq sendiri kadang masi susah ngikutin pola pikir logic (atau cuek?) kaya iqbal.
susah loo bwt bener2 bisa percaya sama seseorang...harus dua arah seperti yg km blg, dan satu lg, ga bs instant.
awalnya aq sulit bgt bwt percaya, but as time goes, akhirnya aq bs sampe tingkat "okay I trust u, u won't cheat on me". tapi aq masi blm bs bilang "u won't find anyone better than me"
susah. beneran.
like i said, ga bs instant. aneh aja kalo ada org yg dr awal udah percaya bgt ama pasangannya. org kaya gitu tuh tipe2 yg bakal bunuh diri pas tau pacarnya selingkuh. huh.
so just take ur time. pelan2 aja liat apa org ini bs dipercaya ato ga. and btw, km pengamat yg bagus loh rum..hehe
kalo toh akhirnya emang tu org ga bs dipercaya, leave him. find another men dan mulai lg dr awal.
just consider it ur luck, km udah tau belang dia dr awal. ga cuma nyesel kalo udah jd istrinya ntar loo (kaya kata si gembel), tp jg ga perlu wasting time bwt pacaran lama2 ama dia kan?
(ngomongnya emang gampang, tp aq jg tau prakteknya susah..hehe)

yaa pokoknya semangat aja deh rum. aq percaya org baik yg pernah diperlakukan buruk pasti bakal dpt ganti yg jauh lebih baik dr yg dia bayangkan =D

keep posting yaa...
tulisanmu inspiring =)

rumii said...

iqbal : gila komen lo sungguh menyentuh dan membuat gue menitikkan air mata haru. makasih ya 'bal, BANGGA pake kapital deh gue punya temen kaya' lo. kampret.

azam : agree.

difa : ting tong! itu dia. kepercayaan itu nggak instan, at least buat kita. nice point :)