Tuesday, December 29, 2009
and when will my "all that" fade?
watched it two days a go on transtv, the holiday is one of my favourite movie! :)
bukan cuma karena jude law yang main siiih walaupun jujur aja itu daya tarik utama dari film ini hahahaha.
anway here's the quotes:
miles (jack black) : "why am i attracted to a person i know isn't good?"
iris (kate winslet) : "i happen to know the answer to this. because you're hoping you're wrong. and every time she does something that tells you she's no good, you ignore it. and every time she comes through and suprises you, she wins you over, and you lose that argument with yourself, that she's not for you."
miles : "exactly, and on top of that there's the old standby, i can't believe a girl like that would actually be with a guy like me."
...
iris : "what i'm trying to say is i understand feeling as small and as insignificant as humanly possible. and how it can actually ache in places you didn't know you had inside you. and it doesn't matter how many new haircuts you get, or gyms you join, or how many glasses of chardonnay you drink with your girlfriends, you still go to bed every night going over every detail and wonder what you did wrong or how you could have misunderstood. and how in the hell for that brief moment you could think that you were that happy. and sometimes you can even convince yourself that he'll see the light and show up at your door.
and after all that, however long all that may be, you'll go somewhere new. and you'll meet people who make you feel worthwhile again. and little pieces of your soul will finally come back. and all that fuzzy stuff, those years of your life that you wasted, that will eventually begin to fade."
cheers :)
Thursday, December 24, 2009
sooo worth to wait and watch!
so ... magical. well i dont know how to describe his movies in a better word.
film-filmnya dia memiliki ciri khas tersendiri yang bikin kita komentar "hmm ni film tim burton banget!" seperti suasana yang agak gloomy dan misterius, dark, plus special effect yang oke dan sangat imajinatif.
sekitar beberapa bulan yang lalu, gue menemukan sebuah artikel mengenai film terbaru tim burton yang akan release pada bulan maret 2010.
the title is alice in wonderland.
and guess whaaaat?
the main cast is JOHNNY DEPP! one of my favourite actors.
btw udah nggak mengherankan sih klo johnny depp yang jadi main actor, secara ini udah kesekian kalinya dia jadi main actor di filmnya tim burton. dan lagi-lagi helena bonham-carter juga memperoleh peran penting dalam film ini. they really are mr. burton's favourite huh?
aaanyway.
foto-foto yang ada di artikel itu udah langsung bikin gue jatuh cinta, mupeng, ngiler, intinya langsung membuat gue berpikir "oh. my. god. it is a must-watch movie!" x'D
some pictures from rottentomatoes.com :
and soooooooo teaser trailer:
note : kenapa sih para filmmaker itu tau banget cara bikin trailer yang bikin gue nyaris mati penasaran? aaaarrrrggghh.
Tuesday, December 22, 2009
everyday is mother's day to me.
"apakah aku boleh melihat bayiku?" tanya seorang ibu, setelah melahirkan bayinya, dengan penuh kebahagiaan.
ketika ia melihat bayinya, ia menahan nafas. bayi laki-laki itu ternyata lahir tanpa daun telinga!
bulan demi bulan pun berlalu, terbukti bahwa pendengaran sang bayi tetap sempurna, meski tanpa daun telinga.
ia pun tumbuh tampan meski dengan cacatnya.
pada suatu hari, ia datang memeluk ibunya sambil tersedu-sedu. ucapnya, "seorang anak yang berbadan besar mengejekku. dia bilang aku adalah makhluk aneh."
kedua orangtua anak itu pun merasa iba. mereka pun pergi pada seorang dokter. dokter itu berkata, "kita harus menunggu orang yang mau mendonorkan daun telinganya."
akhirnya, keluarga itu menunggu dan menunggu, sampai ada orang yang bersedia mendonorkan daun telinganya. tapi setelah berbulan-bulan lamanya, belum juga ada yang datang mengajukan diri.
kemudian... akhirnya ada juga orang yang bersedia mendonorkan daun telinganya. operasi pun berjalan dengan lancar. tetapi sang anak tidak mengetahui siapa nama donatur itu.
tahun demi tahun pun berganti. anak itu tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan cerdas. ia menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. hidupnya benar-benar bahagia.
suatu hari ia menemui ayahnya dan bertanya, "ayah, siapakah yang telah memberikan segala kebahagiaan ini padaku? kumohon, beritahukanlah, siapa namanya?"
tapi ayahnya tetap bersikeras untuk tidak memberitahukan siapa nama orang itu.
dan pada suatu hari, ibu sang pemuda pun meninggal. sang pemuda dan ayahnya duduk di sebelah jenazah. sang ayah mengusap-usap rambut jenazah, lalu menyibakkannya. ternyata jenazah itu tidak berdaun telinga!
"ibumu pernah berkata, bahwa ia senang memanjangkan rambutnya. dengan begitu, tidak akan ada orang yang sadar kalau sedikit kecantikannya berkurang, bukan?" ujar sang ayah sambil tersenyum sedih.
note: ini adalah cerita yang saya dengar bertahun-tahun lalu dari sebuah radio jakarta.
happy mother's day, mothers. i love you mom. :)
oh dan maaf klo fotonya kurang nyambung ama cerita di atas hehe.
Sunday, December 20, 2009
love wishes for nothing in exchange, but ...
tidak ingin berkomentar banyak, cuma ingin share salah satu quote yang menurut gue paling menohok dari film ini.
diucapkan oleh tokoh yvaine (diperankan oleh claire danes) kepada tristan (charlie cox) :
"you know when i said i knew little about love? that wasn’t true. i know a lot about love. i’ve seen it, centuries and centuries of it, and it was the only thing that made watching your world bearable. all those wars. pain, lies, hate… it made me want to turn away and never look down again.
but when i see the way that mankind loves… you could search to the furthest reaches of the universe and never find anything more beautiful. so yes, i know that love is unconditional. but i also know that it can be unpredictable, unexpected, uncontrollable, unbearable and strangely easy to mistake for loathing, and…
what i’m trying to say, tristan, is… i think i love you. is this love, tristan? i never imagined i’d know it for myself. my heart… it feels like my chest can barely contain it. like it’s trying to escape because it doesn’t belong to me any more. it belongs to you.
and if you wanted it, i’d wish for nothing in exchange – no gifts. no goods. no demonstrations of devotion. nothing but knowing you loved me too. just your heart, in exchange for mine."
na'ah.
sedang malas berkomentar panjang mengenai quote tersebut yang sangat menohok gue, terutama di paragraf terakhir.
silakan berkomentar sendiri-sendiri.
Thursday, December 17, 2009
hantu di sudut ruangan.
sendirian, ya hanya ada diriku sendiri di titik tengah, tempat yang memungkinkan ku untuk mengawasi seluruh ruangan.
dari waktu ke waktu, aku mengawasi banyak orang memasuki ruangan.
hampir semuanya menyapaku dan mengajakku bercakap-cakap.
dan bila aku sedang enggan berbicara, mereka semua hanya akan berlalu atau sekedar berdiam diri dalam ruangan hingga sudah waktunya mereka pergi meninggalkan ruangan.
ada satu hal yang mengusik pandanganku.
sesosok hantu. ya, hantu.
dia tidak menjejak bumi, namun memiliki sosok yang menyerupai manusia.
dia selalu berada di salah satu sudut ruangan, berdiri mengawasiku dalam diam.
aku jarang memiliki keberanian untuk memandangnya lebih lama dari lima detik.
karena itu aku merasa lega ketika tiba-tiba ada seseorang, atau banyak orang, yang datang memasuki ruangan dan mengajakku bercakap-cakap, mengalihkan perhatian dan pandanganku dari si hantu.
namun ketika mereka keluar dari ruangan, aku kembali hanya menghuni ruangan bersama si hantu.
sesekali aku pernah berusaha memberanikan diriku mengusirnya keluar.
namun bukannya pergi meninggalkan ruangan, ia malah meninggalkan sudutnya untuk melayang-layang di sekitarku, di tengah ruangan.
karenanya aku tak mencoba mengusirnya lagi.
namun ia tak pernah keluar dari ruangan. ia selalu menghuni sudut itu. ia selalu ada di sana.
aku takut.
aku tak bisa meninggalkan ruangan. jika engkau bertanya kenapa, jawabku adalah karena memang sudah takdirku untuk menghuni ruangan ini.
tapi hantu itu? aku ingin ia pergi dari ruanganku! aku ingin ia berhenti menghantuiku.
tapi ... bagaimana?
Saturday, December 12, 2009
movie reviews : 2012 & sweet rain.
just watched 2012 last wednesday.
oke oke gue emang tergolong lately adopters (atau jangan-jangan malah udah masuk kategori laggards?) dalam nonton ni film, but hey don’t blame me.
hasrat pengen nonton 2012 sih udah ada dari jaman sebelum film geng vampir glitteran vs geng exhibisionist bertaring (baca : new moon) muncul di bioskop tapi apa daya hasrat nonton orang-orang jogja juga masih menggebu sehingga bikin gue eneg mendekati bioskop bahkan dari radius setengah kilo (oke lebay).
alhasil baru rabu malem kmaren ini gue bisa nonton 2012.
gue malas menceritakan jalan ceritanya karena pasti udah pada tau semua, jadi langsung saja memasuki sesi kesimpulan-yang-bisa-diambil-dari-film-ini. kebanyakan ngaco kok, jadi jangan dianggep serius, LOL.
1. wow ternyata john cusack (atau stuntman-nya) adalah stuntman tokyo drift! gilee dia dengan lihainya berhasil mengemudikan mobil menghindari retakan bumi dan ledakan gunung berapi dengan yahud! bahkan sempet-sempetnya nge-drift pas scene kehancuran california. syarat pertama dalam menghadapi bencana alam global : lihai nyetir mobil.
2. ketika adegan escaping from disaster beralih ke pesawat dan udah bukan mobil lagi, keliatan jelas bahwa kehadiran seorang pilot sangatlah dibutuhkan. oleh karena itu, syarat kedua dalam menghadapi bencana alam global adalah : mahir nyetir pesawat.
3. menjelang akhir film diceritakan bahwa setelah disuguhi appetizer gempa-gempa dahsyat dan bumi retak, ternyata main course-nya adalah tsunami yang menenggelamkan hampir semua permukaan bumi. walaupun mungkin nggak akan banyak membantu ketika tsunami menerjang, syarat ketiga adalah : minimal bisa berenang.
4. ketika terjadi keadaan darurat, please ingat bahwa nyawa lo masih lebih penting dibanding nyawa anjing kesayangan lo. lo lebih memilih untuk menyelamatkan nyawa anjing kesayangan lo, menurut gue bukan tindakan cerdas.
5. klo suatu saat nanti lo jadi sutradara, make sure bikin cerita yang lebih adil. tokoh yang dari awal film udah jelas banget annoying setengah mati dan sepanjang film bikin gue berkomentar “plis banget ntar dia mati!” ternyata malah selamat sentosa sejahtera ampe akhir film. sementara banyaak banget tokoh protagonis yang tidak bersalah dan bahkan berjasa besar selama hampir sepanjang film ternyata malah mati tragis.
6. satu quote yang gue suka banget : “kita bertujuan untuk menyelamatkan peradaban dan kemanusiaan tapi yang kita lakukan saat ini justru menghancurkan keduanya. ketika kita memutuskan untuk menyerah menolong sesama, saat itulah kita kehilangan kemanusiaan kita.”
yeah sayangilah sesama manusia, meskipun ketika menulis ini gue masih berhasrat tinggi untuk membunuh dua orang yang udah gue benci banget dari jaman bulan april kmaren.
7. di balik hujan, (insya allah) akan muncul pelangi. di balik bencana global, (insya allah) lo akan menemukan cinta, seperti si ilmuwan jenius yang akhirnya pacaran ama putri presiden dan si john cusack yang akhirnya bersatu lagi ama keluarganya.
sebenernya gue udah pengen banget nonton film ini dari sejak setahun (atau dua tahun) yang lalu tapi entah kenapa baru kesampean minjem VCD-nya semalem.
ngeliat posternya yang suram, gue sempet ragu buat nonton karena mengira ni film akan berisi adegan-adegan horror. minggu lalu gue baru nonton film 4bia dan selama dua malam setelahnya gue tidur dengan lampu nyala gara-gara ketakutan. i’m absolutely definitely not a horror-freak.
tapi ternyata film ini jauh banget dari kesan horror.
bahkan cenderung agak-agak komedi gara-gara si tokoh utama sering banget memasang tampang idiot bin polos, disertai backsound music yang juga bernada konyol.
aah i heart takeshi kaneshiroo. x’D
ceritanya tentang seorang malaikat kematian, diperankan oleh takeshi kaneshiro.
bukan, dia bukan malaikat pencabut nyawa. di awal film dia menjelaskan bahwa dia dan rekan-rekannya sesama malaikat kematian tidak pernah membunuh atau mencabut nyawa siapa pun. tugas mereka adalah mendatangi orang-orang yang akan mati, berkenalan dengan mereka, dan kemudian menilai apakah tu orang layak mati atau lebih baik kematiannya ditangguhkan dulu.
ada tiga cerita yang berbeda di dalam film ini, yang berarti ada tiga orang yang akan mati dan harus didatangi oleh si malaikat kematian nan ganteng.
memasuki cerita ketiga, gue mulai berpendapat bahwa film ini agak membosankan. yaa oke lah tiap-tiap cerita memiliki kisah yang bagus dan menyentuh, tapi secara keseluruhan gue merasa film ini terlalu biasa. seperti sebuah film biasa yang memiliki tiga cerita utama, and that’s it, tanpa ada keistimewaan sedikit pun kecuali tokoh utamanya yang good-looking.
tapi ternyata di akhir film, ketika benang merah dari ketiga cerita tersebut terungkap, barulah gue terkagum-kagum dan memuji film ini.
film ini kaya’nya dibikin sekitar tahun 90an (atau ternyata 80an?) jadi setting-nya agak jadul gitu termasuk hairstyle dan model baju para pemainnya. but that’s okay menurut gue. secara keseluruhan, gue kasih nilai 7 dari skala 10 buat film ini.
Wednesday, December 9, 2009
antara handphone dan pacar.
pada suatu siang gue sedang duduk-duduk di meja selasar sambil ngenet bersama beberapa orang temen gue.
salah seorang temen gue (sebut saja budi, nama asli dirahasiakan) tiba-tiba nyeletuk, “eh gue mau jual handphone gue!”
temen gue yang lain (sebut saja dysa, karena nama aslinya memang demikian) menimpali, “oh kamu jadi jual handphone toh?” dan si budi mengiyakan dengan alasan ada masalah apaa gitu ama keypad handphone-nya yang sekarang.
gue pun mengernyit bingung.
temen gue yang bernama (alias) budi ini bisa dibilang sangat sangat melek teknologi dan hampir selalu uptodate soal urusan teknologi, game, software, dan sebangsanya.
handphone-nya si budi sekarang adalah sebuah handphone asoy keluaran perusahaan ponsel terkemuka. bukan keluaran terbaru karena umurnya udah setahun lebih, tapi termasuk seri yang paling canggih dan oke. bentuknya sejenis communicator tapi lebih keren, fitur-fiturnya saking canggihnya ampe bikin gue mendadak gaptek begitu megang tu handphone.
ketika tu handphone rilis (udah kaya’ album baru aje) sekitar bulan september (atau oktober) 2008, si budi jatuh cinta setengah mati dan mulai nabung buat beli tu handphone, padahal seinget gue dia baru ganti handphone sekitar dua-tiga bulan sebelumnya.
tadaa di awal 2009 dia udah berhasil mengantongi tu handphone baru yang lalu dia pamerkan dengan sedemikian bangga dan penuh cinta. bahkan gue seringkali nyebut tu handphone dengan sebutan “istri kedua-nya budi” saking dia cinta banget ma tu handphone.
well memang beberapa kali terjadi masalah ma handphone-nya sehingga si “istri kedua” harus masuk rumah sakit alias tempat service, tapi setau gue dia teteup cinta ma si handphone. barulah selama beberapa bulan terakhir dia mulai sering mengeluh dan mulai melirik handphone-handphone lain. tapi gue beneran ga nyangka klo pada akhirnya dia bener-bener akan menjual si handphone kesayangannya itu dan menggantinya dengan handphone lain yang, katanya sih, lebih sophisticated lagi.
gue pun berkata, “ck ck ck, mbok yang setia ama satu handphone aja, jangan gampang ngelirik yang baru dan lebih oke. komitmen lo nggak kuat nih ama si istri kedua lo. handphone tuh bisa juga loh diibaratin kaya’ pacar. sampai kapan pun ga akan ada habisnya lo nyari yang lebih baik, yang lebih canggih, ga akan pernah puas. itulah gunanya komitmen.”
si budi pun membela diri dengan beberapa alasan yang menurut dia cukup kuat untuk jadi penyebab dia berniat ganti handphone.
gue sih menanggapi sambil ketawa-ketawa aja, toh bukan hal yang besar buat gue. budi yang gue kenal memang seperti itu dan gue ga keberatan sama sekali. dan insya allah budi yang gue kenal juga ga segampang itu menyamakan handphone ama pacar, dalam artian hobi digonta-ganti. budi adalah seseorang yang berkomitmen tinggi dalam urusan pacaran, betul begitu bapak budi?
(buat budi yang sedang membaca post ini : BAIK KAN GUE?)
oke mari kita hentikan pembahasan soal budi, ntar kesannya gue promosiin dia di sini padahal niatnya postingan ini bukan membahas tentang dia.
tapi kalimat yang gue lontarkan ke budi mengingatkan gue akan dialog serupa yang diucapkan ringgo agus rahman ke nadia saphira di film jomblo ketika dia memutuskan untuk berhenti selingkuh dan kembali ke pacarnya.
“kalau saya terus mencari yang lebih baik, maka suatu saat nanti juga saya akan meninggalkan kamu. saya harus bisa berkomitmen.”
kasus si budi di atas itu mungkin ga terkait banyak dengan apa yang sebenernya pengen gue bahas di postingan ini. kita tidak bisa menyamakan perilaku pembelian handphone dengan perilaku pencarian pacar, ga akan sama. tapi cerita di atas anggap aja sebagai cerita pembuka, dan yang ingin gue bahas di postingan ini sebenernya adalah mengenai KOMITMEN.
well first of all : gue tidak sedang curcol maupun membahas masalah pribadi. okay? this isn’t about me or my past. titik.
temen SMA gue pernah berteori (dan teorinya sudah 99,8% teruji benar) bahwa “di awal pacaran pasti si cowo’ sayang bukan main ke si cewe’ dan penuh perhatian, sementara si cewe’ biasa aja. bukan berarti ga sayang, tapi ya biasa aja. tapi makin lama si cewe’ akan makin sayang dan perhatian ke si cowo’ dan justru si cowo’ yang makin lama jadi biasa aja.”
ketika kita mencari orang yang tepat untuk dijadikan pacar, hampir sama ibaratnya dengan kita mengumpulkan informasi-informasi terkait seputar handphone-handphone apa aja yang lagi beredar di pasaran atau baru diproduksi.
dan ketika udah ada yang ‘nyangkut’ di hati, kita pun mulai mengumpulkan informasi-informasi dan data-data spesifik mengenai handphone itu untuk ditimbang dan ditelaah, dan lalu berujung pada keputusan pembelian. apakah handphone itu akan kita beli atau tidak, apakah orang itu layak untuk ditembak atau nggak.
ketika si handphone baru udah di tangan, wuiiih pasti rasanya seneng banget. dijaga baik-baik biar ga kegores, dibeliin kondom alias pembungkus handphone biar ga kotor, dikasih screen guard biar layarnya nggak kebaret-baret, dihiasin gantungan lucu biar makin cantik, dan dipamerin dengan penuh bangga ke temen-temen.
tapi seiring berjalannya waktu, akan muncul masalah dari si handphone itu, sama seperti kasus si budi dan handphone kesayangannya.
entah mulai sering nge-hang, keypad-nya error, LCD-nya bermasalah, dan seribu satu masalah yang dihasilkan oleh si handphone dan bikin kita ga sabaran ngadepinnya, emosi jiwa tingkat tinggi, pengen ngelempar tu handphone ke tembok (oke yang ini agak ekstrim sih), dan seterusnya. atau mungkin hanya sekedar bosen ma tu handphone.
dan ujung-ujungnya? kita pun mulai melirik handphone lain yang lebih canggih.
di sinilah seharusnya kita menemukan perbedaan terbesar antara perilaku pembelian handphone dan perilaku pencarian pacar.
lo nggak mungkin dong seenak jidat mutusin pacar lo dan cari pacar baru ketika menyadari bahwa ternyata dia tidak sesempurna ketika masa-masa pdkt atau baru jadian? ga segampang lo ngebanting handphone lo yang keseringan error, melelangnya di internet, dan pergi ke toko handphone buat browsing handphone baru?
gue pernah berdialog dengan si budi sekitar empat atau lima bulan lalu.
“klo buat gue sih, satu-satunya intolerable thing dalam sebuah relationship itu cuma perselingkuhan doang. selain itu, gue bisa terima,” kata dia.
“even hal-hal seperti chemistry ilang, lo atau dia bosen ma hubungan ini, kalian udah nggak cocok lagi, keseringan berantem, dan sejenis itu, lo bisa terima?” gue nanya.
“hmm gimana ya? klo hal-hal seperti yang lo sebutin barusan itu, mestinya udah bisa gue sadari dari awal gue jadian ma dia,” dia menjawab.
“maksudnya?” gue bingung.
“ketika gue memutuskan untuk jadian ma seseorang, gue pasti sadar bahwa hal-hal yang tadi lo sebutin kemungkinan besar pasti akan gue temui dalam relationship gue dan dia nanti. nah itulah resiko yang harus kita tanggung dalam relationship tersebut, dan harus bisa dipecahkan bareng, bukannya jadi sesuatu yang bikin hubungan berakhir. tapi klo selingkuh mah lain perkara,” kata dia.
gue manggut-manggut.
do you get the point dari dialog barusan?
kita harus punya komitmen atas sebuah keputusan yang udah kita ambil. ditambah lagi klo keputusan itu kita ambil dengan sederet pertimbangan rumit, penuh perhitungan, dan memiliki dampak besar dalam hidup kita.
no no, bukan berarti bahwa kita harus teteup mati-matian mempertahankan relationship yang udah ga ada manfaatnya lagi buat kita.
mungkin memang akan ada masanya bagi sebuah relationship untuk mencapai gerbang perpisahan, sama halnya dengan sebuah kalimat panjang yang akan diakhiri oleh sebuah titik di akhirnya. tapi setidaknya, keputusan untuk berpisah nggak diambil segampang membalikkan telapak tangan.
ketika kita memutuskan untuk membeli sebuah handphone, mestinya kita nggak cuma berpikir bahwa “beuh ni handphone oke parah, gue bisa browsing internet, dengerin musik, GPS-ing, udah gitu bentuknya sexy buanget. ck ck ck i love this gadget.” tapi menurut gue kita juga mesti bersiap-siap bahwa “hmm seoke apapun ni handphone, pasti akan ada masanya dia error atau jadi sering nge-hang, atau kegores-gores. gue harus siap bawa dia ke tukang service klo-klo ntar dia error, gue harus jagain dia baik-baik biar ga kotor, dan klo dia hang gue harus sabar ngadepinnya. jangan keburu gue ganti dulu ma handphone baru.”
dan ketika tu handphone mulai sering menguji kesabaran kita, mungkin yang ada di kepala kita adalah “najis lo, udah gue beli mahal-mahal sekarang malah error mulu! udah gitu modelnya mulai ketinggalan zaman. eh btw handphone terbaru keluaran X oke banget! boleh nih kaya’nya.” tapi ada baiknya juga klo kita menggantinya dengan “duh ni handphone kok error mulu ya, ga kaya’ pas pertama beli? hmm yaudah dicoba benerin dulu deh, gimana pun kan selama ini dia udah ngasih manfaat banyak banget ke gue.”
dari postingan ini gue tidak ingin menggurui siapapun.
ini semua hanyalah pendapat dan pandangan gue.
klo emang tu handphone memberikan lebih banyak mudarat ketimbang manfaat, yaa itu hak masing-masing untuk menjualnya dan lalu menggantinya dengan handphone baru.
tapi setidaknya sebaiknya keputusan besar itu dicapai setelah berbagai upaya untuk bersabar, menerima, dan berusaha memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada.