minggu lalu, tepatnya pada tanggal 3 november 2009, gue membeli sebuah buku berjudul perahu kertas, buah karya dewi lestari alias dee.
udah lama sih sebenernya gue pengen beli ni buku, tapi tertahan terus karena gue masih ragu apakah ni buku bener-bener layak buat dibeli atau cuma sekedar masuk list mendingan-pinjem-aja-deh.
ternyata? dari skala 10 gue kasih nilai 8.5 buat ni buku.
ceritanya sebenernya simpel banget dan dikemas dalam bahasa yang simpel pula. gue udah baca hampir semua bukunya dewi lestari dan dibandingkan dengan supernova atau rectoverso, perahu kertas jelas simpel banget. tapi nggak terlalu simpel kaya’ novel-novel cinta cheesy dan labil yang menuh-menuhin rak gramedia. *ooops!*
spoiler alert anyway.
ceritanya tentang sepasang sahabat yang saling berbagi mimpi dan jatuh cinta sejak mereka bertemu di bangku kuliah, kugy dan keenan. yaa bisa ditebak bahwa mereka berdua ga bisa jadian karena berbagai alasan menyangkut situasi-kondisi, dan mereka kemudian harus menjalani hidup yang terpisah ratusan kilometer tanpa ada kontak satu sama lain. mereka memiliki kehidupan masing-masing, pekerjaan masing-masing, dan pacar masing-masing. meskipun begitu sebetulnya mereka tidak pernah bisa benar-benar saling melupakan dan merelakan.
dan ketika akhirnya mereka bertemu lagi, mereka sadar bahwa hanya kebersamaan mereka lah yang bisa mewujudkan mimpi-mimpi mereka. tapi mereka juga harus menghadapi kenyataan bahwa hati mereka telah memilih orang lain dan karenanya mereka harus bisa saling mengikhlaskan satu sama lain.
gue sangat sangat mengagumi dewi lestari, baik pemikiran-pemikirannya yang dituangkan dalam blognya maupun karya-karyanya.
banyak hal yang bisa gue pelajari dari tulisan-tulisannya yang menurut gue sangat mengagumkan. begitu pula dari buku ini. terdapat beberapa quote yang sebetulnya cukup menohok tapi bagaimana pun juga inspiring di sisi lain. antara lain:
1. “ini urusan hati, berhenti berpikir pakai kepala. secerdas-cerdasnya otak kamu, nggak mungkin bisa dipakai untuk mengerti hati. dengerin aja kata hati kamu.”
kata orang-orang, gue adalah orang yang kelewat logis. terlalu banyak memakai otak, bahkan untuk urusan yang harusnya cukup ‘dirasakan’ aja dan bukannya ‘dipikirin’. yah tapi sejujurnya gue juga ga sepenuhnya setuju dengan konsep ‘memisahkan antara hati dan pikiran’. menurut gue, pikiran atau otak berperan penting sebagai ‘penahan’ agar hati tidak berjalan terlalu jauh atau lepas kendali ke arah yang negatif.
2. “hati tidak pernah memilih. hati dipilih. jadi kalau kamu bilang kamu telah memilih saya, maka selamanya kamu tidak akan pernah tulus mencintai saya. karena hati tidak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh.”
gue paliiing suka quote ini. manstap! sekaligus menohok hahaha. seperti yang udah gue jelasin sebelumnya, gue adalah orang yang terlalu sering menggunakan otak untuk urusan hati. dari quote ini, gue makin menyadari maksud sebenarnya dari konsep ‘memisahkan hati dan pikiran’. ketika kita berkata “saya memilih dia” berarti di situ otak-lah yang lebih banyak berperan. bukan berarti hati tidak berperan sama sekali, tapi mungkin tidak dominan.
sebaiknya penjelasan gue di quote poin kedua ini gue akhiri sekarang sebelum gue curcol hahahahaha udah di ujung jari nih soalnya.
ah udah jam segini. i gotta go!
oh satu lagi.
satu hal yang semakin menyadarkan gue adalah : buku ini semakin membuktikan ke gue bahwa cowo’ yang sempurna hanya hidup di lembaran kertas atau di balik layar. hahahahahaha. and i’m so damn in love with remigius aditya, salah satu tokoh dalam buku ini.
4 comments:
wowowoooo.. hahaha..
saya justru in love dengan pak wayan.. *lhoh*..
cintanya sudah terbukti tahan banting.. hahaha..
dan cewek sempurna hanya ada di imajinasiku.
oke, saya juga mau baca ah!
ipeh : beuuh poyan top bikin gaya makin ngepop deh emang hahahaha.
azam : mau beli atau pinjem punyaku? kusarankan beli sendiri hehehe soalnya bagus sih. lagian klo mau pinjem punyaku prosedurnya panjang.
bagus banget ya bukunya? pengen baca deh...
salam kenal ya,
Ninneta
Post a Comment