Saturday, February 27, 2010

quote of the day.


"giving up doesn't always mean you are weak, sometimes it means you are strong enough to let go."

(World Life Quotes)

Monday, February 15, 2010

re-post : pohon, daun, dan angin.

cerita ini saya tulis pada bulan juni 2006 di blog lama saya, based on my (past) true story.
entah kenapa pengen re-post cerita ini di blog yang sekarang, pernah di-request juga ama seorang teman.
judulnya pohon, daun, dan angin. perumpamaan tersebut terinspirasi dari sebuah cerita berjudul serupa tapi isinya berbeda. mungkin ada yang pernah baca juga?
aanyway just enjoy it :)

ada suatu masa dimana sebuah pohon bersemi dengan indah.
daun menghijau, sangat kontras ditimpa cahaya mentari musim panas.
tetapi kemudian musim panas berlalu, digantikan oleh musim gugur.
sudah tiba waktunya bagi pohon untuk meminta daun pergi.
daun pun pergi, walaupun dengan hati yang amat berat.
tetapi daun memutuskan untuk tidak meninggalkan pohon.
karenanya ia tetap tinggal di kaki pohon.
sampai pada suatu ketika ia memohon pada angin untuk menerbangkannya kembali ke atas pohon.
meskipun tahu bahwa itu adalah suatu usaha yang sia-sia, angin menyanggupinya.
ia tersentuh oleh ketulusan hati daun.
tapi bahkan angin sekuat apapun tak dapat mengembalikan daun ke atas pohon.

pohon menyadari usaha angin sahabatnya, dan memintanya untuk menghentikan usaha itu.
pohon pun meminta angin untuk menerbangkan daun dari kaki pohon.
lagi-lagi angin menyanggupi meskipun ia tahu itu juga adalah usaha yang sia-sia, karena daun masih sangat mencintai pohon dan tak ingin pergi meski pohon telah memintanya untuk pergi.
angin berusaha lebih keras dari sebelumnya, karena tanpa sadar ia telah jatuh cinta pada daun.
sesekali daun menari-nari karena tiupan angin, tetapi angin belum juga berhasil menerbangkannya dari kaki pohon.
akhirnya angin yang kelelahan berkata, "daun yang sudah gugur tidak akan bisa kembali ke pohonnya!"
daun terdiam, menyadari kebenaran dari kata-kata angin, tetapi tetap tidak bergeming.
angin kembali berkata, "lihatlah! musim semi telah datang bagi pohon, dan daun-daun baru telah tumbuh. tapi kenapa kamu tidak membiarkanku membawamu terbang mencari tempat yang lebih baik?"
daun tetap terdiam, tanpa berani membalas tatapan angin.
ia menyadari kebenaran kata-kata angin, tetapi ia tetap tidak ingin meninggalkan pohon.
daun pun berkata, "ini adalah pohon pertamaku, dimana aku pernah bersemi dengan begitu indah. aku tak dapat meninggalkannya, aku tak dapat berpaling begitu saja, meskipun ia telah memintaku untuk pergi!"
kali ini angin terdiam, ia merasakan ketulusan hati daun.
tetapi kali ini ketulusan itu justru melukai perasaannya.
ia berkata dengan suara bergetar, "jika kamu memang hanya mencintainya, kenapa kamu bergeming saat aku berusaha menerbangkanmu? tahukah kamu bahwa itu hanya akan memberiku harapan kosong? akan lebih baik jika kamu tetap membatu seperti sekarang!"
angin pun berlalu tanpa memedulikan jawaban daun.

daun tertegun, terpaku tak percaya mendengar perkataan angin.
dan semenjak hari itu angin tak lagi menyapa daun di kaki pohon.
daun pun merenung dalam kesepiannya, terdiam mempelajari kesendiriannya.
tanpa sadar ia mendongak, menatap pohon di hadapannya.
pohon yang selama ini ia cintai dan begitu enggan ia tinggalkan.
begitu hijau, begitu indah, begitu cantik.
"ia terus menatap masa depan," pikir daun dengan perasaan getir namun kagum. "ia tetap bersemi menghadapi musim semi dan panas, tanpa terlarut terlalu lama akan musim gugur dan musim dingin."
daun pun kembali menunduk, teringat kembali akan kata-kata terakhir angin.
tanpa sadar ia mengharapkan suara itu kembali menyapanya.
ia merindukan tiupan hangat yang sebelumnya senantiasa menerpanya dengan lembut.
hari demi hari berlalu, malam demi malam berganti.
daun tetap tak bergeming di kaki pohon, tetapi kali ini dalam kondisi yang berbeda dari sebelumnya.
selama ini ia tak bergeming atas keinginannya sendiri, atas keteguhan hatinya, yang kini telah ia kenali sebagai suatu sifat keras kepala.
namun kali ini ia tak bergeming karena tak ada yang membuatnya bergeming, karena tak ada angin yang dulu senantiasa berusaha membawanya terbang pergi.

daun yang malang kini menyadari sesuatu.
ia merasakan sesuatu yang sangat menyakitkan, yakni penyesalan.
penyesalan akan kebutaan terhadap sesuatu yang seharusnya dapat memberinya kebahagiaan.
penyesalan akan waktu yang telah ia sia-siakan demi sebatang pohon.
saat ia terlarut dalam kesedihannya, tiba-tiba ia mendengar suara yang sangat ia kenal.
ia merasakan kehangatan yang begitu ia rindukan.
daun pun mendongak, membalas senyuman angin.
perlahan ia merasakan tubuhnya terangkat, melayang begitu ringan dan nyaman, semakin menjauh dari kaki pohon.
ia menunduk, menatap pohon tempatnya bernaung selama ini, tetapi kali ini dengan perasaan lega dan bahagia.
"pandanglah ke depan," angin berbisik lembut di telinga daun.
daun kembali mendongak, dan menatap angin sambil tersenyum.

note : no. saya bukanlah daun :)

Sunday, February 14, 2010

fenomena awal semester di kampus FEB.

ketika hari KRS-an semester 7 bulan agustus 2009 kmaren, gue memasang status di facebook yang menyatakan bahwa di hari itu para warga FEB mengganas, terjadi kekacauan di kampus, dan semua orang berlomba-lomba menghujat akademik. banyak orang non FEB yang berkomentar bahwa gue lebay. oh benarkah?
namanya juga orang non FEB makanya mereka ga akan mengerti. tapi warga FEB pastilah paham.

sebelumnya, bolehlah saya memberi penjelasan.
sekitar seminggu sebelum semester dimulai, ada hari yang disebut hari pengisian KRS. di hari itu, semua mahasiswa FEB mesti menginput mata kuliah apa aja yang mau mereka ambil buat semester yang akan datang dan milih dosen yang akan mengampu mata kuliah tersebut.
masih terdengar wajar?
oke gimana klo ditambah info : jumlah kelas / dosen yang ditawarkan untuk tiap mata kuliah sangat terbatas dan diperebutkan oleh dua sampai tiga angkatan sekaligus. tiap angkatan jumlahnya sekitar 130-150an mahasiswa. blom lagi ada dosen yang terkenal enak dan loyal dalam memberi nilai, ada juga dosen yang terkenal menempati urutan teratas dalam list "mending-jangan-ambil-dia-deh-klo-mau-hidup-sejahtera". moto "posisi menentukan prestasi" sangat berlaku buat kalimat terakhir barusan.
udah mulai kebayang blom tuh gimana brutalnya suasana KRS-an?

take a look at these pictures.



(credits to : m. fauzan azima, joko heratmo, kharis aditya)

itu tadi suasana lorong di depan ruang labkom sebelum dan ketika pintu labkom dibuka. ada yang udah standby dari jam 5 pagi malah. dan begitu pintu labkom dibuka. whoa semuanya langsung berebutan masuk buat nyari komputer dan login di sintesis (situs akademik FEB).
dan kira-kira beginilah suasana di dalam labkom :


(credits to : hariza akbar alam, andytha dwi astuti)

oh ya gue lupa menjelaskan.
bagi yang blom tau, KRS-an kampus gue dilakukan secara online di sintesis. jadi kita tinggal login, pilih menu input rencana studi, centang-centang dosen dan mata kuliah, trus udah deh selesai.
tidak, tentu tidak sesimpel itu.
karena diakses oleh (mungkin) sekitar ribuan orang sekaligus secara bersamaan, sintesis biasanya lemotnya naudzubillah. blom lagi masalah rebutan kelas dan dosen. dalam waktu satu detik, kesempatan itu bisa banget diambil ama orang lain. edyan pisan! >.<

berhubung judulnya online, sebenernya bisa aja kita nggak KRS-an di kampus. tapi dari dulu selalu ada rumor yang beredar bahwa koneksi di luar kampus jauh lebih lemot dibandingkan koneksi dalam kampus. alhasil sebagian besar mahasiswa tumplek-tumplekan di kampus, entah desak-desakan di labkom atau lesehan di berbagai penjuru kampus pake laptop. padahal ya sebenernya lemot atau tidaknya koneksi itu tergantung pada amal dan ibadah masing-masing alias hoki-hokian. cuma klo kita KRS-an di kampus, kita bisa langsung aksi huru-hara ke ruang akademik klo ada masalah dengan KRS kita.
gue sendiri sih tipikal mahasiswa yang terbilang cukup cuek urusan KRS-an, paling-paling baru heboh klo udah kehabisan dosen favorit hahaha. seumur-umur gue kuliah di FEB, gue KRS-an di kampus cuma sekitar 3 atau 4x. sisanya? klo ga di warnet ya di rumah, karena jadwal KRS-an biasanya selalu bentrok ama hari libur which means gue masih di jakarta. KRS-an pertama gue pas semester 2 dulu aja gue lakukan di sebuah warnet di depan mal kelapa gading. aksi bunuh diri banget ga tuh?

nah KRS-an semester ini, akademik FEB memberlakukan kebijakan baru yaitu menjatah jadwal KRS-an jadi empat hari. hari pertama untuk angkatan 06-07 yang NIU ganjil, hari kedua untuk angkatan 06-07 yang NIU genap, hari ketiga untuk angkatan 08-09 yang NIU ganjil, dan hari terakhir untuk angkatan 08-09 yang NIU genap. alhamdulillah sistem baru ini membawa berkah bagi gue, proses KRS-an kmaren adalah yang paling lancar sepanjang sejarah gue kuliah di FEB. cuma lima menit dan abis gitu gue langsung buka facebook ma twitter hahaha. tapi denger-denger sih KRS-an hari ketiga dan keempat tidak selancar hari pertama dan kedua.

kaya'nya segitu doang yang bisa gue ceritain kali ini.
i'm not in the mood of blogging sebetulnya, tapi yaudahlah sekalian update blog aja, mumpung lagi hotspotan di cafe :P
happy valimlek day anyway.

Friday, February 5, 2010

quote of the day.


"bukan kebahagiaan yang menjadikanmu seorang yang bersyukur,
tetapi kemampuanmu untuk mensyukuri lah yang
menjadikanmu pribadi yang berbahagia"

(Mario Teguh)

Monday, February 1, 2010

what about us?

another video post. don't get bored please hehehe :)
begitu nyalain TV pagi ini, langsung disambut dengan grammy award di starworld yang beberapa detik kemudian langsung menayangkan lagu ini. alhamdulillah, sepertinya gue menyalakan TV tepat pada waktunya.

bener-bener bikin merinding :)
here it is. earth song (michael jackson) by celine dion, usher, jennifer hudson, carrie underwood, and smokey robinson.